Sabtu, 03 Mei 2014

Fungsi & Peran TI dlm BK



FUNGSI DAN PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BK


            Ada banyak fungsi Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling, semua ini terjadi karena sikap profesionalisme konselor yang selalu berusaha memenuhi dan mengimbangi juga mengikuti kebutuhan konselinya, terutama dalam dunia informasi. Fungsi tersebut antara lain adalah:
1.      Mengumpulkan dan menyimpan data yang diperlukan dari konseli
2.      Mengolah data denga prosedur tertentu menjadi informasi yang berguna dalam layanan bimbingan dan konseling.
3.      Menyimpan informasi dalam media tertentu (bank data), dan kemudian mentransformasikan informasi hasil olahan data tersebut.
4.      Membantu konseli mempermudah berkomunikasi dengan konselor secara cepat dan murah
5.      Dengan teknologi informasi data akan terjamin kerahasiaannya, karena data dapat dikunci denga kode tertentu yang hanya diketahui oleh konselor.
6.      Membantu mempermudah konseli untuk memperoleh informasi apapun yang berkaitan denga kebutuhannya.
7.      Dalam pemberian materi di kelas, konselor dapat menggunakan teknologi informasi seperti komputer, LCD proyektor, power point, infocus atau lainnya agar proses layanan bimbingan klasikal lebih menarik dan siswa akan mudah memahami apa yang dijelaskan oleh konselor.

Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam pelayanan konseling pada era teknologi ini, adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, serta pendekatan lintas budaya. Konselor harus mampu beradaptasi dengan perubahan masyarakat yang merupakan kunci keberhasilan layanan konseling. Dalam kaitannya dengan globalisasi

Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam pelayanan konseling pada era global, yakni penggunaan teknologi informasi dan komunikasi,dan pendekatan lintas budaya. Konselor harus mampu beradaptasi dengan perubahan masyarakat yang merupakan kunci keberhasilan pelayanan konseling. Sebaiknya konselor mempunyai sikap yang bijak, kita bisa menerima kemajuan dan kemudahan teknologi dalam membantu tugas konselor, akan tetapi kita tidak melupakan tradisi dan budaya kita, yaitu face to face.
Walz dan Bleur ( dalam Djawad Dahlan : 2005) mengemukakan empat kecenderungan dalam hubungannya dengan perkembangannya komputer dan konseling, bahwa :
1.      Konselor harus memberikan perhatian yang besar dan memiliki perencanaan yang sistematik dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yaitu melalui komputer dalam konseling
2.      Akan semakin terjadi interelasi antara fungsi-fungsi konseling sebagai hasil dari teknologi informasi dan komunikasi yaitu dengan penggunaan komputer.
3.      Konselor akan semakin tampak imajinatif dan inovatif.
4.      Konselor akan selalu dituntut secara regular mengevaluasi perangkat lunak yang relevan dengan konseling.


Kini manusia dalam berkomunikasi tidak lagi bicara jarak satu negara dengan negara lainnya yang dihitung dalam satuan hari atau jam, melainkan dalam hitungan detik karena cybernet dan cybernation (kartadinata,2002). Mudahnya akses orang terhadap jaringan internet melahirkan kecenderungan baru dalam konseling yang dikenal dengan cyber counseling (dedi supriyadi, 2007:7)
Salah satu layanan Bimbingan konseling menggunakan Teknologi khususnya komputer dan Internet, contohnya konseling melalui telepon, Video-Phone, radio atau televise, dan konseling berbantuan computer atau internet, dan konseling melalui surat magnetik (disket ke disket) serta E-Counseling. E-Counseling termasuk di dalamnya adalah email therapy, online therapy dan chat.
Proses konsultasi elektronis ini juga menuntut adanya respon time yang cepat dari pendidik yang bertidak sebagai konsultan, karena E-counseling memerlukan waktu dalam menulis kepada konselor mengenai jenis bantuan apa yang diinginkan klien
Adapun beberapa peranan teknologi informasi dalam bimbingan konseling dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
  1. Sebagai fasilitator, dimana TI bisa membantu segala bentuk layanan BK,
  2. Sebagai media informasi dan komunikasi antara konselor dan konseli,
  3. Sebagai alat bantu untuk memudahkan efektifitas dan efesiensi layanan dalam BK.
  4. Informasi atau data tentang siswa yang bisa dijadikan dasar untuk berbagai pengambilan keputusan sekolah yang berkenaan dengan siswa

Dalam konsep C5, Ohmae (1990) menyebutkan Peredaran Informasi (currency) dalam layanan orientasi. Sama halnya dalam layanan dasar bimbingan dan konseling yang melakukan layanan pemberikan informasi, diskusi atau sharing. Konsep dan layanan ini memerlukan bantuan dari teknologi informasi dalam penyampaiannya untuk kelancaran pelaksanaan konseling.
Seorang konselor harus mengadministrasiakan data tersebut sedemikian rupa dan siap saji kapan saja diperlukan. Pengadministrasian tersebut bisa dilakukan secara computerize, karena saat ini telah dikembangkan berbagai software yang berhubungan dengan data siswa, seperti program Datasis dan program Alat Ungkap Masalah (AUM) yang dikembangkan oleh Prof. Dr. Prayitno. Atau konselor dapat menciptakan berbagai software tentang bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan kerja, yang sekiranya dapat mempermudah pengadministrasian dan penyajian data.

Ternyata, TI memilki peran dan fungsi yang vital dalam mempermudah pelayanan bimbingan dan konseling.

Referensi :
Dahlan,Djawad. (2005). Pendidikan dan Konseling di Era Global dalam perspektif Prof.Dr. M. Djawad Dahlan. Bandung:RIZQI.      
Haryati, Nengsri. 2003. Layanan konseling individual melalui electronik mai (e-counseling). Skripsi Jurusan PPB FIP UPI Bandung.
Juntika Nurihsan, Achmad. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung:Refika Aditama.
Sumaatmadja,Nursid,dkk. 2008. Persfektif Global. Bandung: Penerbit Universitas Terbuka
Sutadji,iman. (1994). Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Jakarta:DEPDIKBUD.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar